Kamis, 23 Juni 2011

6 Cara Alami Menghilangkan Jerwat

Sudah menjadi rahasia umum bahwa keberadaan jerawat (terutama di wajah) akan sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri orang yang menderitanya. Maka dari itu setiap orang yang berjerawat pasti akan mati-matian berusaha agar makhluk bernama jerawat itu dapat segera dienyahkan dari wajah ataupun bagian tubuh lainnya.
Bagi mereka yang berdompet tebal mah menghilangkan jerawat bukan masalah yang sulit. Tinggal pergi ke salon perawatan kulit yang mahal, ikuti terapinya, gunakan produknya, selesai deh. Tapi bagaimana dengan mereka yang berdompet tipis(seperti saya ini misalnya)? Apakah tidak ada harapan untuk menghilangkan jerawat dengan biaya yang murah?
Tentu saja ada, banyak malah. Berikut beberapa cara tradisional/alami yang bisa kalian coba untuk membantu menghilangkan jerawat :
  1. Bawang Putih
  2. Ada dua pilihan dalam menggunakan bawang putih untuk menghilangkan jerawat. Pertama dengan menumbuk dua atau lebih bawang putih hingga cukup halus lalu dioleskan ke bagian wajah yang berjerawat. Diamkan selama 10 menit lalu bilas. Sedangkan cara kedua adalah dengan memakan satu atau lebih bawang putih setiap hari. Banyak yang mengatakan kedua cara ini cukup efekktif, namun bagi kalian yang tidak menyukai bau bawang putih mungkin lebih baik menempuh cara yang lain. Jangan khawatir masih banyak cara alami lainnya yang akan saya jelaskan di bawah ini.
  3. Putih Telur
  4. Bagaimana caranya? Mudah saja. Pisahkan kuning telur dan ambil putih telurnya saja. Kocok sebentar lalu oleskan ke wajah dan diamkan selama 15 menit. Putih telur ini akan membantu mengurangi minyak di wajah yang seringkali menyebabkan timbulnya jerawat.
  5. Pasta Gigi
  6. Satu hal yang perlu diingat disini pasta gigi yang digunakan adalah yang bentuknya pasta(seperti Pepsodent) bukan yang bentuknya gel(seperti Close Up). Caranya hampir sama denga kedua cara di atas. Oleskan pasta gigi ke jerawat dan bagian lain di sekitar jerawat tersebut sebelum tidur. Biarkan semalaman/sampai pagi kemudian bilas dengan air bersih.
  7. Lidah Buaya
  8. Ambil satu daun lidah buaya, potong beberapa bagian, kelupas kulit luarnya, oleskan di bagian yang muncul jerawat, dan ulangi melakukan cara ini tiap pagi dan sore. Jika kalian cukup telaten, jerawat mungkin akan dapat mongering dan mengelupas selama 3 hari. Selain itu lidah buaya juga mampu menghilangkan bekas jerawat yang membandel. Sekali lagi kuncinya hanya satu, TELATEN!
  9. Tomat
  10. Buah yang satu ini selain bagus untuk kesehatan mata juga cukup efektif menghilangkan komedo hitam(blackheads). Yang pertama harus dilakukan adalah mengiris tomat menjadi dua lalu oleskan ke seluruh wajah yang berjerawat dan biarkan selama 15 menit – 1 jam kemudian bilas.
  11. Lemon/Jeruk Nipis + Air Mawar
  12. Lemon, jeruk nipis dan buah-buah sebangsanya mengandung citric acid yang sangat kaya, dimana citric acid ini sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit yang mati yang bisa menyebabkan jerawat. Caranya yaitu dengan mencampurkan jus/perasan lemon dengan air mawar kemudian oleskan di wajah dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas dengan air hangat. Penerapan terapi ini secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang cukup luar biasa(sudah banyak yang membuktikan, termasuk saya).
    Keenam cara alami untuk menghilangkan jerawat yang telah saya sebutkan di atas tidak harus kalian lakukan semua. Kalo kalian termasuk pemalas(seperti saya), pilih saja salah satu cara yang menurut kalian paling mudah dilakukan. Jalankan selama minimal 15 hari secara rutin, jika tidak ada perubahan baru coba cara yang lain. So, Selamat Mencoba…
    http://hilangkanjerawat.blogspot.com

    Rabu, 22 Juni 2011

    EKONIMIKA PEMBANGUNAN

    How To Order This Book?
    UPP STIM YKPN
    Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.7 Yogyakarta 55581
    Telp./Faks. (0274) 889317, SMS Hotline: 08157988210
    Email: upp_stimykpn@yahoo.com
    “Pembangunan” nampaknya telah menjadi jargon yang tidak asing kita dengar. Ia dianggap oleh para politisi, teknokrat, dan penguasa di banyak negara sebagai sesuatu yang tidak dapat dielakkan. Suatu keniscayaan. Buku ini tidak bermaksud untuk membahas semua teori yang dikenal dalam ekonomi pembangunan, namun lebih bersifat mencoba memahami kerangka dasar teori pembangunan, isu dan masalah sentral yang sering menjadi ajang perdebatan, dan “sedikit” catatan kritis mengenai kebijakanpembangunan ekonomi Indonesia.
    Buku ini dirancang dengan kajian teori, studi empiris, maupun ilmiah populer. Sebagai buku teks, buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa yang sedang mempelajari teori yang kebanyakan masih ditulis dalam edisi Bahasa Inggris. Bagi mereka yang sedang menulis tesis maupun skripsi, disajikan juga beberapa catatan studi empiris yang pernah dilakukan. Kajian ilmiah populer, yang embrionya berasal dari artikel penulis, yang telah dimuat di berbagai media massa, menawarkan dimensi praktis yang bermanfaat bagi para pengambil keputusan. Oleh karena itu, buku ini diharapkan tidak hanya berguna bagi mahasiswa, namun juga para pengambil kebijakan di tingkat nasional dan daerah, para dosen, para bankir, para politisi, dan praktisi lainnya yang berminat memahami ekonomi pembangunan. Dalam konfigurasi perekonomian global dan tren ekonomi Indonesia semacam ini, buku ini ditempatkan.
    Buku ini pada dasarnya terdiri atas tiga bagian, yang dielaborasi dalam 22 bab. Bagian pertama menguraikan mengenai teori pembangunan. Dalam bagian ini disajikan mengenai perkembangan arti pembangunan dan indikator-indikator utama pembangunan, Aspek yang tak kalah menarik adalah sajian mengenai teori-teori utama pembangunan, diskusi tentang krisis teori pembangunan, dan isu globalisasi teori pembangunan.
    Bagian kedua terutama membahas berbagai masalah dan isu sentral dalam pembangunan. Pemahaman akan akar permasalahan isu-isu besar tersebut diharapkan dapat menggugah penelitian yang lebih mendalam tentang fenomena di sekitar isu tersebut. Masalah klasik yang selalu dipertanyakan, karena itu dibahas dalam buku ini, berkisar di seputar ketimpangan distribusi pendapatan, kemiskinan, pertumbuhan versus pemerataan, dualisme pembangunan, dan pengangguran.
    Fenomena menarik pada dasawarsa terakhir adalah ambruk negara Uni Soviet, yang menandai era transisi dalam sistem sosialisme dan komunisme. Buku ini menyoroti fenomena sistem ekonomi dalam transisi, termasuk perkembangan sistem ekonomi di Indonesia dan polemik Sistem Ekonomi Pancasila. Dalam bagian kedua dikaji mengenai masalah pembiayaan pembangunan, krisis utang internasional, trend investasi asing langsung dan perusahaan transnasional (TNC).
    Bagian ketiga memaparkan catatan kritis penulis mengenai berbagai aspek kebijakan pembangunanpembangunan sektor keuangan, privatisasi BUMN, dan desentralisasi manajemen pembangunan merupakan topik-topik kebijakan yang disoroti dalam buku ini. di Indonesia. Pada dasarnya bagian ini merupakan pengumpulan kembali berbagai artikel yang pernah dipublikasikan di berbagai media massa dan jurnal ilmiah, yang penuli tulis sejak tahun 1988 hingga 2005. Isu kebijakan yang selalu menarik untuk dikaji lebih jauh adalah: kebijakan apa yang mendukung keajaiban ekonomi Asia Timur? Bagaimanakah perkembangan struktur dan kinerja ekonomi Asia Timur? Bagaimanakah perkembangan struktur dan kinerja industri Indonesia? Masalah perkembangan usaha kecil dan kemitraan usaha, keterkaitan industri dan pertanian, ekonomi politik liberalisasi,
    DAFTAR ISI
    Bagian I: Teori Pembangunan
    • Evolusi Makna Pembangunan
    • Indikator Pembangunan
    • Teori Utama Pembangunan
    • Krisis Teori Pembangunan
    • Globalisasi Teori Pembangunan
    Bagian II: Masalah dan Isu Sentral Dalam Pembangunan
    • Masalah Kemiskinan
    • Masalah Distribusi Pendapatan
    • Keajaiban Ekonomi Asia Timur: Antara Mitos & Fatamorgana
    • Masalah Dualisme Pembangunan
    • Masalah Pembangunan Manusia: Kependudukan, Pengangguran, Wanita dan Migrasi
    • Sistem Ekonomi Dalam Transisi
    • Utang Luar Negeri dan Pembiayaan Pembangunan Indonesia
    • Krisis Utang Internasional: Penyebab, Konsekuensi, dan Solusinya
    • Investasi Asing dan Perusahaan Transnasional
    Bagian III: Kebijakan Pembangunan
    • Pembangunan Industri: Dari Struktur Hingga Kinerja dan Daya Saing
    • Pembangunan Usaha Kecil dan Reformasi Kebijakan Industri
    • Revitalisasi Sektor Pertanian
    • Ekonomi Politik Liberalisasi
    • Privatisasi dan Reformasi BUMN
    • Pembangunan Sektor Keuangan: Tren dan Pengalaman Indonesia
    • Desentralisasi Manajemen Pembangunan: Antara Otonomi dan Ketergantungan
    • Otonomi Daerah Dalam Transisi                                                    ( http://www.mudrajad.com)

    Ikan Mujair

    Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan: Animalia
    Filum: Chordata
    Kelas: Actinopterygii
    Ordo: Perciformes
    Famili: Cichlidae
    Genus: Oreochromis
    Spesies: O. mossambicus

    Mujair adalah sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Penyebaran alami ikan ini adalah
    perairan Afrika dan di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Pak
    Mujair di muara Sungai Serang
    pantai selatan Blitar, Jawa Timur pada tahun 1939. Meski masih menjadi misteri, bagaimana ikan
    itu bisa sampai ke muara
    terpencil di selatan Blitar, tak urung ikan tersebut dinamai
    ‘mujair’ untuk mengenang sang penemu. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis mossambicus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Mozambique tilapia, atau kadang-kadang secara tidak tepat disebut "Java tilapia".

    Ikan berukuran sedang, panjang
    total maksimum yang dapat
    dicapai ikan mujair adalah sekitar
    40 cm. Bentuk badannya pipih dengan warna hitam, keabu-
    abuan, kecoklatan atau kuning. Sirip punggungnya (dorsal)
    memiliki 15-17 duri (tajam) dan
    10-13 jari-jari (duri berujung
    lunak); dan sirip dubur (anal)
    dengan 3 duri dan 9-12 jari-jari.

    http://teksdi.blogspot.com

    Masalah Pendidikan Indonesia




    Peran Pendidikan dalam Pembangunan


    Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.

    Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

    Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan


    Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

    Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

    Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

    Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”

    Penyelenggaraan Pendidikan yang Berkualitas


    ”Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

    Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”.

    Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
    Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

    Privatisasi dan Swastanisasi Sektor Pendidikan


    Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

    Dalam APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

    Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

    Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

    Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

    Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.***




    Penulis : Muliani


    Program Studi Biologi
    Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi
    Universitas Negeri Bangka Belitung


    Dikirim oleh Admin
    Tanggal 2009-07-13

    Tragedi Ruyati Tampar Pemerintah

    JAKARTA – Hukuman pancung yang menimpa Ruyati binti Satubi di Arab Saudi mendapatkan perhatian besar dari berbagai elemen masyarakat. Kasus ini membuktikan jika pemerintah kecolongan dan lemah dalam diplomasi perlindungan TKI di luar negeri. Tragedi pancung Ruyati adalah tamparan keras bagi pemerintah yang selalu mendengung-dengunkan komitmen perlindungan buruh migran.

    Karena itu, pemerintah diminta tidak lempar tanggung jawab, dan saling menyalahkan  dalam kasus Ruyati, sehingga kasus serupa tidak terulang lagi. Kanapa dan bagaimana cerita tragis pahlawan devisa ini terus berulang, berikut petikan wawancara singkat okezone dengan Direktur Wahid Institute, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid mengatakan di Acara Tahlil Massal untuk Ruyati di depan Istana, Jakarta, Senin (20/6/2011) malam.

    Kenapa pemerintah tidak mengetahui tentangeksekusi Ruyati?
    Menurut saya, itu mengelabui fakta, kenapaEen Nuraini anaknya bu Ruyati sendiri itu sudah tahu kasus ibunya dari bulan Januari, lalu kemudian dia berkeliling ke satu departemen ke departemen lainnya. Dari Depnakertrans, BNP2TKI, dan Kemenlu untuk menanyakan nasib ibunya. Ternyata tidak ada respons dari Januari sampai Juni, tidak ada tindakan apa-apa sama sekali dari pemerintah. Kalau pemerintah mengatakan baru sekarang mendengar mengenai eksekusi, maka perlu pertanyakan mengapa ada kebuntuan informasi.

    Kelemahnya pemerintah dimana?

    Ada beberapa kelemahan, yang pertama koordinasi antarinstansi, kedua kelemahan sharing informasi antara instansi-instansi tersebut. Ketiga, kelemahan niat untuk melindungi warga negara dan tidak ada keseriusan. Kalau semua dilakukan secara serius saya percaya kasus ini akan tuntas minimal tidak kocolongan, enggak tahu kalau eksekusi sudah dilakukan, kalau memang serius mendampingi Ruyati.

    Kenapa pada zaman Gus Dur, Indonesia bisa menyelamatkan TKI yang terancam hukuman mati?
    Kita memang mengatakan kalau hukum di Arab Saudi luar biasa susah ditembus dan lain sebagiannya. Tapi pada zamannya Gus Dur dulu beliau berhasil melakukan high diplomasi atau diplomasi tingkat tinggi langsung melobi antarkepala negara sehingga dapat menyelamatkan Siti Zainab dari ancaman hukuman mati. Jadi memang sudah ada preseden bisa kok kita kalau mau serius. Kalau pemerintah mau serius bisa diupayakan untuk menyelamatkan anak bangsa yang nasibnya sedang terancam.

    Ada kesan laporan yang diterima Presiden soal TKI yang bagus-bagus saja?
    Saya prihatin dengan laporan-laporan yang diberikan oleh anak buah presiden. Pada presiden sendiri, saya melihat bahwa presiden ini hanya diakali saja oleh anak buahnya. Karena, hanya diberikan laporan yang bagus-bagus. Jadi dikatakan bahwa presiden ketika memberikan pidato di konferensi ILO mengatakan Indonesia sedang meratafikasi 8 konvensi internasional mengenai buruh dan perlindungan terhadap TKI. Ratifikasi itu sendiri tidak ada di Zaman SBY, itu contoh paling gampang saja bahwa informasinya tidak konkret dan presiden mengatakan sudah ada mekanisme dan regulasi untuk mengatasi berbagai macam masalah yang menimpa tenaga kerja kita, dan belum sampai seminggu sudah ada perkara seperti ini. Artinya, presiden kan diakalin oleh anak buahnya.

    Menakertrans Muhaimin Iskandar tak memberikan tanggapan mengenai kasus ini, pendapat Anda?
    Memang yang dibutuhkan bukannya komentar melainkan tindakan nyata. Jadi kiat memohon para pejabat tidak saling melampar tanggung jawab, kita melihat Menakertrans menyatakan ini tanggung jawab BNP2TKI dan BNP2TKI melampar kalau hubungannya dengan luar negeri itu Kemenlu sebenarnya siapa yang mau tanggung jawab? Ketika satu nyawa sudah menghilang, siapa yang tanggung jawab kalau sudah begini. Padahal semua judulnya pejabat-pejabat itu terutama Kemenkertrans dan BNP2TKI judul departementnya atau judul kementriannya adalah sebuah badan yang
    mengurusi tenaga kerja, kok sekarang lempar-lemparan. Jadi buat kita berhentilah saling menyalahkan, berhentilah saling melempar tanggung jawab. Paling penting sekarang sudah kita semuanya fokus bersatu padu urusin nasib anak bangsa masih banyak ada sekitar hampir 400 TKI yang sekarang terancam hukuman mati, juga di banyak negara.

    Terkait kasus ini apakah Anda setuju dengan pencopotan Cak Imin sebagai Menakertrans?
    Saya enggak mau komentar yang kayak gitu-gitu. Tapi semua pejabat harus tanggung jawab karena ini sudah menyangkut nyawa manusia. Jabatan itu mungkin di mata publik hanya sekadar jabatan, tetapi di mata Tuhan ini sudah pertanggung jawaban yang luar biasa. Kita berharap semua pejabat publik mengedepankan nurani mereka dalam mengelola masing-masing kerjaannya. Jangan ada lagi korban. Seharusnya pejabat publik ya malu dengan kondisi seperti ini. Cak Imin harus melakukan introspeksi bahwa kebijakan-kebijakannya maupun keseriusannya dalam menangani perkara TKI ini terbukti sudah gagal.

    Ketika masih ada 28 TKI yang terancam hukuman pancung, Pemerintah seolah-olah kelabakan. Anda melihatnya seperti apa?
    Makanya ini terlihat ada kegagapan pemerintah seolah-olah tidak tahu-menahu masalah seperti ini. Padahal, ini jelas-jelas tugas pemerintah untuk lebih tahu dari masyarakat biasa. Lebih tahu dari LSM, pemerintah punya infrastruktur, pemerintah punya jaringan dan punya kemampuan yang sangat kuat untuk mendapatkan informasi langsung. Tapi nyatanya sekarang justru LSM-nya yang banyak mengungkap masalah ini. 

    Jadi bentuk perlindungan seperti apa yang harus dilakukan pemerintah terhadap TKI?

    Contoh paling gampang saja, TKI itu membayar Rp400 ribu per orang untuk asuransi kesehatan. Itu kemana uangnya? Ketika ada masalah apakah pernah mereka diberikan konvensasi. Pernah enggak mereka diberikan bantuan ketika mereka dalam masalah. Itu yang membuat saya bertanya besar.
    (ram)
    http://news.okezone.com

    Sabtu, 04 Juni 2011

    artikel ku

    DI BALIK PERANG IRAK

    HARUN YAHYA





    Rencana perang Irak, yang dilancarkan meski mendapat tentangan dari seluruh dunia, telah dipersiapkan setidaknya puluhan tahun lalu oleh para ahli strategi Israel. Dalam upayanya mewujudkan strategi pelemahan atau pemecahbelahan negara-negara Arab Timur Tengah, Israel memasukkan Mesir, Syiria, Iran dan Saudi Arabia dalam daftar sasaran berikutnya.
    Saat tulisan ini disusun, Amerika Serikat (AS) telah memulai penggempuran terhadap Irak. Meskipun kenyataannya kebanyakan negara di seluruh dunia, bahkan sebagian besar sekutu AS sendiri, menentangnya, pemerintahan AS bersikukuh untuk meneruskan rencana serangannya. Ketika kita melihat apa yang ada di balik sikap keras kepala AS ini, maka Israel-lah satu-satunya yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah dan penderitaan di Timur Tengah sejak awal abad kedua puluh. Kebijakan pemerintah Israel yang ditujukan untuk memecah-belah Irak memiliki akar sejarah yang panjang"
    Rencana Israel Membagi Irak
    Laporan berjudul "A Strategy for Israel in the Nineteen Eighties" (Strategi Israel di Tahun 1980-an), oleh majalah berbahasa Ibrani terbitan Departemen Informasi, Kivunim, bertujuan menjadikan seluruh kawasan Timur Tengah sebagai wilayah pemukiman Israel. Laporan tersebut, yang disusun oleh Oded Yinon - seorang wartawan Israel yang pernah dekat dengan kementrian luar negeri Israel - memaparkan skenario "pembagian Irak" sebagaimana berikut:
    Irak, negeri kaya minyak yang menghadapi masalah perpecahan dalam negeri, dijamin bakal menjadi sasaran Israel. Mengakhiri riwayat Irak jauh lebih penting bagi kita ketimbang Syria" Sekali lagi, Irak pada intinya tidaklah berbeda dengan para tetangganya, meskipun sebagian besar penduduknya adalah penganut Syi'ah dan sebagian kecil Sunni yang menguasai pemerintahan. Enam puluh lima persen penduduknya tidak memiliki andil dalam politik di negara di mana sekelompok elit berjumlah 20 persen memegang kekuasaan. Selain itu terdapat minoritas Kurdi berjumlah besar di wilayah utara, dan jika bukan karena kekuatan rezim yang memerintah, angkatan bersenjatanya, dan pemasukannya dari minyak, masa depan Irak akan takkan berbeda dengan nasib Libanon di masa lalu" Dalam kasus Irak, pembagiannya menjadi sejumlah provinsi berdasarkan garis suku atau agama sebagaimana yang terjadi pada Syiria di masa kekhalifahan Utsmaniyyah adalah sesuatu yang mungkin. Jadi, tiga (atau lebih) negara kecil akan terbentuk di sekitar tiga kota utama: Basrah, Baghdad, dan Mosul; dan wilayah kaum Syi'ah di selatan akan terpisah dari wilayah kaum Sunni dan suku Kurdi di utara.
    Kita hanya perlu sedikit mengingat kembali bagaimana skenario ini sebagiannya telah dilakukan pasca Perang Teluk 1991, di mana Irak secara efektif, kalau tidak secara resmi, dibagi menjadi tiga wilayah. Fakta bahwa rencana AS menduduki Irak, yang sedang dilakukan saat tulisan ini dibuat, dapat kembali mendorong terbaginya wilayah tersebut, merupakan sebuah ancaman nyata.
    Peran Israel dalam Perang Teluk
    Penerapan strategi Israel telah dilakukan sejak tahun 1990. Saddam Hussein menyerbu Kuwait dalam serangan mendadak pada tanggal 1 Agustus 1990, sehingga memunculkan krisis internasional. Israel menjadi pemimpin bagi kekuatan-kekuatan yang mendorong terjadinya krisis itu. Israel adalah pendukung tergigih sikap yang dianut AS menyusul serangan terhadap Kuwait. Kalangan Israel bahkan menganggap AS bersikap moderat, dan menginginkan adanya kebijakan yang lebih keras. Sedemikian jauhnya sehingga Presiden Israel, Chaim Herzog, menganjurkan agar AS menggunakan bom nuklir. Di sisi lain, lobi Israel di AS tengah berupaya untuk mendorong terjadinya serangan berskala luas atas Irak.
    Seluruh keadaan ini mendorong terbentuknya pandangan di AS bahwa serangan terhadap Irak yang sedang dipertimbangkan, sesungguhnya dirancang demi kepentingan Israel. Komentator terkenal, Pat Buchanan, merangkum pandangan ini dalam kalimat " Hanya ada dua kelompok yang menabuh genderang perang di Timur Tengah - Kementrian Pertahanan Israel dan kelompok pendukungnya di Amerika Serikat." (http://www.infoplease.com/spot/patbuchanan1.html)
    Israel juga telah memulai kampanye propaganda serius dalam masalah ini. Karena kampanye ini sebagian besar dilancarkan secara rahasia, maka Mossad pun terlibat pula. Mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, memberikan informasi penting mengenai hal ini. Menurutnya, Israel telah berkeinginan melancarkan peperangan bersama AS melawan Saddam jauh sebelum krisis Teluk. Bahkan Israel telah memulai melaksanakan rencana tersebut segera setelah berakhirnya perang Iran-Irak. Ostrovsky melaporkan bahwa departemen Perang Psikologi Mossad (LAP - LohAma Psicologit) melancarkan kampanye ampuh menggunakan teknik disinformasi. Kampanye ini ditujukan untuk menampilkan Saddam sebagai seorang diktator berdarah dan ancaman bagi perdamaian dunia. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 252-254).
    Agen Mossad Berbicara tentang Perang Teluk
    Ostrovsky menjelaskan bagaimana Mossad menggunakan para agen atau simpatisan di berbagai belahan dunia dalam kampanye ini dan bagaimana, misalnya, Amnesty International atau "para penolong Yahudi sukarelawan (sayanim)" di konggres AS dikerahkan. Di antara cara yang digunakan dalam kampanye tersebut adalah rudal yang diluncurkan ke sasaran-sasaran penduduk sipil di Iran selama perang Iran-Irak. Sebagaimana dijelaskan Ostrovsky, penggunaan rudal-rudal ini oleh Mossad di kemudian hari sebagai sarana propaganda sungguh janggal, sebab rudal-rudal tersebut ternyata telah diarahkan ke sasarannya oleh Mossad, dengan bantuan informasi dari satelit AS. Setelah mendukung Saddam selama perangnya melawan Iran, Israel kini tengah berupaya menampilkannya sebagai seorang monster. Ostrovsky menulis:
    Para petinggi Mossad mengetahui bahwa jika mereka dapat menjadikan Saddam terlihat sebagai sosok sangat jahat dan sebagai ancaman bagi pasokan minyak Teluk, yang hingga saat itu ia telah menjadi pelindung pasokan tersebut, maka Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya takkan membiarkan Saddam begitu saja, tapi akan membuat perhitungan yang akan menghancurkan angkatan bersenjata dan kekuatan persenjataanya, khususnya jika mereka sampai yakin bahwa ini hanyalah kesempatan terakhir mereka sebelum Saddam menggunakan senjata nuklir. (Victor Ostrovsky, The Other Side of Deception, hlm. 254)
    Israel sangat bersikukuh dalam masalah ini, dan dalam kaitannya dengan Amerika Serikat, pada tanggal 4 Agustus 1990, Menteri Luar Negeri Israel, David Levy, mengeluarkan ancaman menggunakan bahasa diplomatis kepada William Brown, duta besar AS untuk Israel, dengan mengatakan bahwa Israel "menginginkan AS akan memenuhi semua tujuan-tujuan yang ditetapkan Israel untuk mereka sendiri di awal krisis teluk," dengan kata lain AS hendaknya menyerang Irak. Menurut Levy, jika AS tidak melakukannya, Israel akan melancarkannya sendiri. (Andrew and Leslie Cockburn, Dangerous Liaison, hlm. 356.)
    Akan sangat menguntungkan bagi Israel jika AS terlibat perang tanpa keterlibatan apa pun di pihak Israel: dan inilah yang benar-benar terjadi.
    Israel Memaksa AS Berperang
    Akan tetapi, kalangan Israel terlibat secara aktif dalam perencanaan perang oleh AS. Sejumlah pejabat AS yang terlibat merancang Operation Desert Storm (Operasi Badai Gurun) menerima arahan taktis jitu dari kalangan Israel bahwa "cara terbaik melukai Saddam adalah dengan melancarkan serangan terhadap keluarganya."
    Kampanye propaganda yang diilhami Mossad sebagaimana dilaporkan Ostrovsky membentuk dukungan publik yang diperlukan dalam Perang Teluk. Sekali lagi, para pembantu lokal Mossad-lah yang berperan menyulut api peperangan. Lembaga pelobi Hill and Knowlton, yang dikendalikan oleh Tom Lantos dari lobi Israel, mempersiapkan rancangan yang dramatis guna meyakinkan para anggota Konggres perihal perang melawan Saddam. Turan Yavuz, wartawan Turki terkenal, memaparkan kejadian tersebut:
    9 Oktober 1990. Lembaga pelobi Hill and Knowlton mengadakan pertemuan di Konggress yang bertemakan "Kebiadaban Irak." Sejumlah "saksi mata" yang dihadirkan dalam acara itu oleh lembaga pelobi tersebut menyatakan bahwa tentara Irak membunuh bayi-bayi baru lahir di bangsal-bangsal rumah sakit. Seorang "saksi mata" memaparkan kekejaman itu dengan sangat rinci, dan mengatakan bahwa para prajurit Irak telah membunuh 300 bayi baru lahir di satu rumah sakit saja. Berita ini sungguh mengguncang para anggota Konggress tersebut. Ini menguntungkan bagi pihak Presiden Bush. Namun, belakangan diketahui bahwa saksi mata yang dihadirkan oleh lembaga pelobi Hill and Knowlton di hadapan Konggres ternyata adalah anak perempuan duta besar Kuwait untuk Washington. Kendatipun demikian, kisah yang dituturkan anak perempuan tersebut sudah cukup bagi para anggota Konggress untuk menjuluki Saddam sebagai "Hitler". (Turan Yavuz, ABD'nin Kürt Karti (The US' Kurdish Card), hlm. 307)
    Hal ini mengarahkan pada satu kesimpulan saja: Israel berperan penting dalam kebijakan Amerika Serikat untuk melancarkan perang pertamanya terhadap Irak. Perang yang kedua tidaklah banyak berbeda.
    Alih-Alih "Perang terhadap Terorisme"
    Berlawanan dengan keyakinan masyarakat luas, rencana untuk menyerang Irak dan menggulingkan rezim Saddam Hussein dengan kekuatan senjata telah dipersiapkan dan dicanangkan dalam agenda Washington sejak lama sebelum dilancarkannya "perang mewalan terror," yang mengemuka pasca peristiwa 11 September. Isyarat pertama adanya rencana ini mengemuka pada tahun 1997. Sekelompok ahli strategi pro-Israel di Washington mulai memunculkan skenario penyerangan atas Irak dengan memanfaatkan lembaga think-tank "konservatif baru", yang dinamakan PNAC, Project for The New American Century (Proyek bagi Abad Amerika Baru).
    Sebuah artikel berjudul "Invading Iraq Not a New Idea for Bush Clique: 4 Years Before 9/11 Plan Was Set" (Penyerangan atas Irak Bukan Gagasan Baru bagi Kelompok Bush) yang ditulis William Bruch dan diterbitkan di the Philadelphia Daily News, memaparkan fakta berikut:
    Namun kenyataannya, Rumsfeld, Wakil Presiden Dick Cheney, dan sekelompok kecil ideolog konservatif telah memulai wacana penyerangan Amerika atas Irak sejak 1997 – hampir empat tahun sebelum serangan 11 September dan tiga tahun sebelum Presiden Bush memegang pemerintahan.
    Sekelompok pembuat kebijakan sayap kanan yang terdengar mengkhawatirkan, yang tidak begitu dikenal, yang disebut Proyek bagi Abad Amerika Baru, atau PNAC – yang berhubungan erat dengan Cheney, Rumsfeld, deputi tertinggi Rumsfeld, Paul Wolfowitz, dan saudara lelaki Bush, Jeb – bahkan mendesak presiden waktu itu, Clinton, untuk menyerbu Irak di bulan Januari 1998. (William Bunch, Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)
    Minyakkah yang Menjadi Tujuan Sebenarnya?
    Mengapa para anggota PNAC sangat bersikukuh untuk menggulingkan Saddam? Artikel yang sama melanjutkan:
    Meskipun minyak melatarbelakangi pernyataan kebijakan PNAC terhadap Irak, namun tampaknya ini bukanlah pendorong utama. [Ian] Lustick, [seorang profesor ilmu politik Universitas Pennsylvania dan ahli Timur Tengah,] yang juga pengecam kebijakan Bush, mengatakan bahwa minyak dipandang oleh para pendukung perang terutama sebagai cara untuk membayar operasi militer yang sangat mahal.
    "Saya dari Texas, dan setiap orang perminyakan yang saya kenal menentang tindakan militer terhadap Irak," kata Schmitt dari PNAC. "Pasar minyak tidak perlu diganggu."
    Lustick yakin bahwa dalang tersembunyi yang sangat berpengaruh kuat kemungkinan adalah Israel. Ia mengatakan para pendukung perang dalam pemerintahan Bush yakin bahwa parade pasukan di Irak akan memaksa Palestina menerima rancangan perdamaian yang menguntungkan Israel"(William Bunch, "Invading Iraq not a new idea for Bush clique" Philadelphia Daily News, 27 Jan. 2003)
    Jadi, inilah dorongan utama di balik rencana untuk menyerang Irak: membantu strategi Israel di Timur Tengah.
    Fakta ini juga ditengarai oleh sejumlah ahli Timur Tengah lainnya. Misalnya Cengiz Çandar, ahli Timur Tengah asal Turki, memaparkan kekuatan sesungguhnya di balik rencana penyerangan atas Irak sebagaimana berikut:
    "Siapakah yang mengarahkan serangan atas Irak? Wakil Presiden Dick Cheney, Menteri Pertahanan Rumsfeld, Penasehat Keamanan Dalam Negeri Condoleeza Rice. Mereka inilah para pendukung "tingkat tinggi" terhadap penyerbuan tersebut. Akan tetapi, selebihnya dari gunung es tersebut sungguh lebih besar dan lebih menarik. Terdapat sejumlah "lobi."
    Yang terdepan di barisan lobi ini adalah tim Jewish Institute for Security Affairs (Lembaga Yahudi untuk Masalah Keamanan) JINSA, yang merupakan kelompok kanan Israel pro-Likud yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan industri-industri senjata AS" Mereka memiliki hubungan erat dengan "lobi persenjataan," Lockheed, Northrop, General Dynamics dan industri militer Israel" Prinsip mendasar JINSA adalah bahwa keamanan AS dan Israel adalah tak terpisahkan. Dengan kata lalin, keduanya adalah sama.
    Tujuan JINSA tidak terbatas pada merobohkan rezim Saddam di Irak, tetapi juga mendukung penggulingan rezim Saudi Arabia, Syria, Mesir dan Iran dengan logika "perang total", yang diikuti dengan "penegakan" demokrasi. …Dengan kata lalin, sejumlah Yahudi Amerika yang seirama dengan kelompok-kelompok paling ekstrim di Israel sekarang terdiri atas orang-orang yang mendukung perang di Washington. (Cengiz Çandar, "Iraq and the 'Friends of Turkey' American Hawks", Yeni Safak, 3 September 2002.)
    Proyek Israel "Penguasaan Dunia secara Diam-Diam"
    Singkatnya, terdapat kalangan di Washington yang mendorong terjadinya perang yang awalnya dilancarkan terhadap Irak, dan setelah itu terhadap Saudi Arabia, Syria, Iran dan Mesir. Ciri mereka paling kentara adalah mereka berbaris di samping, dan bahkan sama dengan, "lobi Israel."
    Tak menjadi soal betapa sering mereka berbicara tentang "kepentingan Amerika," orang-orang ini sebenarnya mendukung kepentingan Israel. Strategi melancarkan peperangan terhadap seluruh Timur Tengah sehingga menjadikan seluruh rakyat di kawasan tersebut bangkit melawan AS tak mungkin akan menguntungkan pihak AS. Penggunaan strategi seperti ini hanya mungkin dapat dilakukan jika AS tunduk pada Israel, melalui lobi Israel, yang luar biasa berpengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri negara tersebut.
    Dengan alasan ini, maka di belakang strategi yang mulai dijalankan pasca 11 September dan yang ditujukan untuk merubah peta seluruh dunia Islam, terdapat rencana rahasia Israel untuk "menguasai dunia." Sejak pendiriannya, Israel telah bercita-cita merubah peta Timur Tengah, menjadikannya mudah diatur sehingga tidak lagi menjadi ancaman baginya. Israel telah menggunakan pengaruhnya di AS untuk tujuan ini di tahun-tahun belakangan, dan memiliki andil besar dalam mengarahkan kebijakan Washington di Timur Tengah. Keadaan pasca 11 September memberi Israel kesempatan yang selama ini telah dicari-carinya. Para ideolog pro-Israel yang selama bertahun-tahun secara tidak benar telah menyatakan bahwa Islam sendirilah yang – dan bukan sejumlah kelompok radikal militan yang berbaju Islam – memunculkan ancaman terhadap Barat dan AS. Merekalah yang berusaha meyakinkan kebenaran gagasan keliru tentang "benturan antar peradaban," dan telah berupaya mempengaruhi AS agar memusuhi dunia Islam setelah peristiwa 11 September. Sudah sejak tahun 1995, Israel Shahak dari Universitas Hebrew, Jerusalem, menuliskan keinginan Perdana Menteri Rabin sebagai "gagasan perang melawan Islam yang dipimpin Israel." Nahum Barnea, penulis opini dari surat kabar Israel, Yediot Ahronot, menyatakan di tahun yang sama bahwa Israel tengah mengalami kemajuan "[untuk] menjadi pemimpin Barat dalam perang melawan musuh, yakni Islam." (Israel Shahak, "Downturn in Rabin's Popularity Has Several Causes", Washington Report on Middle East Affairs, Maret 1995.)
    Semua yang telah terjadi di tahun-tahun berikutnya adalah bahwa Israel menjadikan niatannya semakin kentara. Iklim politik pasca 11 September memberikan peluang untuk mewujudkan niatan ini menjadi kenyataan. Dunia kini tengah menyaksikan tahap demi tahap menerapan kebijakan Israel dalam memecah-belah Irak, yang telah dirancang di Konggres Zionis Dunia pada tahun 1982.
    Satu-Satunya Jalan Menuju Perdamaian Dunia: Persatuan Islam
    Keadaan di atas dapat dirangkum sebagai berikut: Tujuan Israel adalah untuk menata ulang kawasan Timur Tengah menurut kepentingan strategisnya sendiri. Untuk mencapai hal ini, untuk menguasai Timur Tengah, wilayah paling mudah bergejolak di dunia, Israel memerlukan sebuah "kekuatan dunia." Kekuatan ini adalah Amerika Serikat; dan Israel, dengan kekuatan pengaruhnya terhadap AS, tengah berupaya menggadaikan kebijakan luar negeri AS terhadap Timur Tengah. Meskipun Israel adalah sebuah negara kecil berpenduduk 4,5 juta jiwa, rencana yang disusun Israel dan para pendukungnya di Barat mengendalikan keseluruhan dunia.
    Apa yang perlu dilakukan menghadapi kenyataan ini?
    1) Kegiatan melobi perlu dilakukan dalam rangka menandingi pengaruh lobi Israel di Amerika Serikat guna membangun dialog antara AS dan dunia Islam, dan untuk mengajaknya mencari cara damai dalam memecahkan permasalahan Irak dan permasalahan serupa lainnya. Banyak kalangan AS menginginkan negeri mereka mengambil kebijakan Timur Tengah yang lebih adil. Banyak negarawan, ahli strategi, wartawan dan cendekiawan telah mengungkapkan hal ini, dan gerakan "perdamaian antar peradaban" harus digulirkan dengan bekerjasama dengan kalangan tersebut.
    2) Pendekatan yang mengajak pemerintah AS kepada pemecahan masalah secara damai haruslah dibawa ke tingkat pemerintahan dan masyarakat sipil.
    Bersamaan dengan ini semua, jalan keluar paling mendasar terletak pada sebuah proyek yang dapat menyelesaikan seluruh permasalahan antara dunia Islam dan Barat, dan dapat mengatasi perpecahan, penderitaan dan kemiskinan di dunia Islam dan sama sekali merubahnya, dan ini adalah Persatuan Islam.
    Perkembangan terakhir telah menunjukkan bahwa seluruh dunia, tidak hanya wilayah-wilayah Islam, memerlukan sebuah "Persatuan Islam." Persatuan ini haruslah mampu meredam unsur-unsur radikal di Dunia Islam, dan membangun hubungan baik antar negara-negara Islam dan Barat, khususnya Amerika Serikat. Persatuan ini juga hendaknya membantu menemukan jalan keluar bagi induk dari seluruh permasalahan yang ada: perseteruan Arab-Israel. Hanya dengan penarikan diri Israel hingga batas wilayahnya sebelum tahun 1967, dan pengakuan bangsa Arab atas keberadaannya, akan ada perdamaian sesungguhnya di Timur Tengah. Dan umat Yahudi dan Muslim – yang keduanya keturunan Nabi Ibrahim dan beriman pada satu Tuhan saja – dapat hidup berdampingan di Tanah Suci, sebagaimana yang telah mereka tunjukkan di abad-abad yang lalu. Dengan demikian, Israel takkan lagi memerlukan strategi untuk mengganggu keamanan atau memecah-belah negara-negara Arab. Dan Israel takkan menghadapi balasan atas pendudukannya dalam bentuk kekerasan dan ketakutan terus-menerus terhadap upaya penghancuran terhadapnya. Lalu, keduanya, anak-anak Israel dan Irak (juga Palestina) dapat tumbuh dalam lingkungan yang damai dan aman. Inilah wilayah Timur Tengah yang seharusnya didambakan dan berusaha diwujudkan oleh setiap orang yang bijak.

    Selasa, 12 April 2011

    penerimaan siswa baru

    Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2011-2012
    MAN Tambakberas Jombang
    Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tambakberas Jombang berada di dalam pengawasan dan pembinaan Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
    MAN Tambakberas menerima peserta didik baru untuk program :
    1. Kelas Reguler
    2. Kelas Unggulan
    3. Kelas Keterampilan:
    • Keterampilan Otomotif (1 kelas Putra)
    • Keterampilan meubelair (1 kelas Putra)
    • Keterampilan Tatabusana (1 kelas putri)
    Waktu & Tempat Pendaftaran,
    Pendaftaran dibuka mulai tanggal 11 Juni 2011 s/d. 4 Juli 2011
    Waktu : Pukul 08.00 – 13.00 WIB
    Tempat : Kantor Pusat MAN Tambakberas (PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang) Jl. Merpati Tambakberas Jombang.
    Telp.(0321) 862352, 08283481330 Fax. (0321) 855537

    Syarat Pendaftaran,
    1. Mengisi formulir pendaftaran
    2. Menyerahkan fotocopi ijazah dan SKHUN MTs/SMP yang telah di legalisir sebanyak 2 lembar.
    3. Menunjukkan Ijazah dan SKHUN aslinya.
    4. Menyerahkan fotocopi NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) sebanyak 2 lembar.
    5. Menyerahkan pas photo hitam putih 3x4 sebanyak 12 lembar.
    6. Menyerahkan fotocopi Kartu Keluarga (KK) sebanyak 2 lembar.
    7. Menyerahkan fotocopi prestasi akademik (sertifikat/piagam) bagi yang memiliki, masing-masing 2 lembar.
    8. Membayar biaya pendaftaran Rp 75.000,- .
    9. Menyerahkan fotocopi hasil test IQ, bagi yang memiliki, sebanyak 2 lembar.
    Waktu Tes Seleksi
    Tes dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2011 jam 08.00 – 12.00 WIB.

    Materi Tes,
    Materi yang diujikan:
    1. Kelas Reguler : Tes tulis dan praktik ibadah serta baca Al-Qur’an.
    2. Kelas Unggulan: (1) Ujian Tulis: Matematika, IPA/sains, Bahasa Inggris, dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Quran.
    3. Kelas Keterampilan: (1) Ujian Tulis: Pengetahuan Dasar tentang Keterampilan dan (2) Ujian Praktik: Praktik Ibadah, Membaca Al-Qur’an.
    Pada saat tes, peserta wajib membawa pencil 2B (koreksi menggunakan scanner).

    Pengumuman Hasil Tes,
    Pengumuman hasil tes pada hari Rabu, 6 Juli 2011 jam 08.00 WIB

    Daftar Ulang,
    Bagi calon siswa yang LULUS seleksi harus melaksanakan daftar ulang dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
    Pelaksanaan daftar ulang, sejak tanggal 6 – 7 Juli 2011

    Masa Orientasi Siswa (MOS)
    Pembelakalan siswa baru dilaksanakan pada hari Jum'at, 8 Juli 2011.
    MOS dilaksanakan tanggal 9 – 11 Juli 2011

    Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
    Dimulai Senin, 11 Juli 2011

    Diberdayakan oleh Blogger.
    Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More